Jumat, 13 Desember 2013

CyberCrime

Hacker Membobol 160 Juta Kartu Kredit

Pencurian data nasabah dilakukan oleh lima orang dari Rusia terhadap pihak pebisnis besar di Amerika Serikat ini disebabkan oleh lemahnya system keamanan jaringan, sehingga kelima orang peretas master ini dapat membobol kartu kredit dan debit hingga 160 juta data.
Kelima orang tersebut memiliki peran masing-masing dalam melakukan peretasan data tersebut. Drinkman dan Kalinin diidentifikasi sebagai peretas canggih yang sering menembus sistem kemanan perusahaan multi-nasional, lembaga keuangan, dan sistem pembayaran.

Kotov spesialisasi pengumpul data dari jaringan komputer yang telah dibobol. Rytikov menyediakan layanan web-hosting anonim yang digunakan untuk meretas jaringan komputer, dan secara diam-diam menghapus datanya.

Sementara Smilianets, adalah orang yang menjual informasi. Kelimanya dituduh melakukan konspirasi menyusup ke jaringan komputer tanpa izin.
Dengan cara ini mereka berhasil menembus jaringan perusahaan dengan mudah. Mereka menjual data nomor kartu kredit dan kartu debit di forum online. Menurut surat dakwaan, setiap nomor kartu kredit dari AS dijual sekitar 10 dollar AS, nomor Kanada sekitar 15 dollar AS, dan Eropa sekitar 50 dollar AS.

Dampak dari pembobolan data nasabah tersebut, USA mengalami kerugian finansial karena berbagai perusahaan besar mengalami kemunduran ekonomi akibat peretasan ini. Nasabah dan konsumen merasa dirugikan, terutama secara finansial.

Setelah terjadinya kasus ini sebaiknya perusahaan-perusahaan besar memperbaiki system keamanan mereka , dan dari segi peraturan lebih diperkuat tentang masalah peretasan dan pembobolan data nasabah ini. Atau mungkin jika berat untuk memperbaiki system keamanan lebih baik membayar hacker yang menyerang system keamanan mereka, karena ini cara yang paling mudah dan pintas.

Tidak ada komentar: